Thursday, October 21, 2010

Kandar of Atjèh Discussion Room

tna_1873_baru.jpg
 Tentara Atjèh pada tahun 1873 saat perang melawan Kerajaan Hollanda
Struktur Militer Angkatan Perang Kerajaan Atjèh 
Balai Laksamana Amirul Harb 
Menurut Qanun Meukuta Alam (Konstitusi Negara/Undang-undang Kerajaan Atjèh), di antara lembaga-lembaga negara tertinggi terdapat Balai Laksamana Amirul Harb (Departemen Pertahanan), dan pejabat tinggi yang memimpinnya bergelar Orangkaya Laksamana Wazirul Harb (Menteri Pertahanan) yang mengepalai Angkatan Darat dan Angkatan Laut.          Qanun selanjutnya menyebutkan gelar-gelar perwira pada Balai Laksamana, yaitu:
1. Seri Bèntara Laksamana
2. Tandil Amirul Harb
3. Tandil Kawal Laksamana
4. Budjang Kawal Bèntara Sijasah
5. Budjang Laksamana
6. Tandil Bèntara Semasat
7. Budjang Bèntara Sidik
8. Tandil Radja
9. Budjang Radja
10. Magat Seukawat
11. Budjang Akijana; dan
12. Tandil Gapounara Sijasah  
Pembangunan Angkatan Perang
Sultan Ali Mughayat Syah (1511-1530 M), pembangun Kerajaan Atjèh Darussalam telah menetapkan empat dasar kebijakan negara, salah satu di antaranya yaitu, membangun Armada (Angkatan Laut) yang kuat.Sultan Alaiddin Ri’ayat Syah (1539-1572 M) yang lebih terkenal dengan Al Qahhar segera melanjutkan rencana Ali Mughayat Syah dengan membangun armada dan angkatan perang yang kuat, sekaligus menjalin kerjasama militer dengan negara Turkey Ottoman (Turki Usmani). Tenega-tenaga ahli teknik untuk keperluan zeni didatangkan dari Turki, Arab dan India. Turki sendiri mengirim 300 tenaga ahli yang dimaksud.Sultan Iskandar Muda ( Iskandar I, 1606-1636 M) yang mendasarkan kerjanya pada filsafat, “Siapa kuat hidup, siapa lemah tenggelam” terus memperkuat dan mempermodern angakatan perangnya darat dan laut.  
Panglima Polém Muda Perkasa, Panglima Angkatan Perang Atjèh tahun 1873
Panglima Polém Muda Perkasa, Panglima Angkatan Perang Atjèh Tahun 1873
Pangkat-pangkat Militer Angkatan Perang Atjèh 
1. Si Pa’i (Prajurit)
2. Banta Tjut (Kopral)
3. Banta Sedang ( Sersan)
4. Banta (Sersan Mayor)
5. Banta Setia (Pembantu Letnan)
6. Pang Tjut ( Letnan II)
7. Paang Muda ( Letnan I)
8. Pang (Kapten)
9. Bèntara Tjut ( Mayor)
10. Bèntara Muda (Letnan Kolonel)
11. Bèntara (Kolonel)
12. Panglima Sukèy (Brigadir Jenderal)
13. Panglima Tjut (Mayor Jenderal)
14. Panglima Muda (Letnan Jenderal)
15. Panglima (Jenderal)  
Buhôn Angkatan (Pasukan Tentara) 
1. Sabat (Regu)
2. Rakan (Peleton)
3. Kawan (Kompi)
4. Balang ( Batalyon), Ulèe Balang (Komandan Batalyon)
5. Sukèy (Resimen)
6. Sagoe ( Devisi)  
Neumat Buet (Jabatan)
 1. Ulèe (Komandan)
2. Rama Setia (Ajudan)
3. Keudjruen (Ajudan Jenderal)
4. Keudjruen Panglima (Ajudan Panglima)
5. Keudjruen Balang (Ajudan Batalyon)
6. Peurintah (Komando)
7. Adat (Staf)
8. Tuha Adat (Kepala Staf)
9. Adat Meuhad (Staf khusus)
10. Kaway (Petugas penjagaan/piket)  
Adat Peurintah Sagoe ( Staf Komando Devisi) 
1. Panglima Peurintah Sagoe (Panglima Devisi)
2. Panglima Wakilah (Wakil Panglima)
3. Bèntara Rama Setia (Ajudan Kolenel)
4. Pang Setia (Ajudan Kapten)
5. Tuha Adat Peurintah (Kepala Staf Komando)
6. Keudjreun (Staf ajudan)
7. Pang Muda Setia (Ajudan Letnan)
8. Adat Samaindra (Staf Administrasi)
9. Adat Seumasat (Staf Intelijen)
10. Adat Peunaroe (Staf Operasi)
11. Adat Seunaroe (Staf Logistik)
12. Adat Meuhad (Staf Khusus)
13. Bala Sidek Tantra (Korps Polisi Militer)
14. Bala Tantra Rantoe (Tentara Lapangan/infanteri)
15. Bala utôh Pandé (Korps Zeni Bangunan)
16. Bala Surah Hanta (Korps Perhubungan)
17. Bala Buleun Mirah (Korps “Palang Merah”)
18. Bala Dapu Balèe (Korps Perbekalan Barak)
19. Balang Balèe Raya (Batalyon Garnizun)
20. Balang Meuriam Lila (Batalyon Alteleri)
21. Kawan Bala Gajah (Batalyon Kaveleri)
22. Mentara Tuha Adat (Kepala Staf)
23. Ulèe Adat (Perwira Staf)
24. Ulèe Bala (Kepala Korps)
25. Ulèe Kawan (Komandan Kompi)
26. Ulèe Balang (Komandan Batalyon, yang merangkap sebagai kepala pemerintahan sipil)