Monday, July 21, 2014

Sejarah Sirup Cap Patung di Aceh

Sejarah Sirup Cap Patung di Aceh

facebook sirup cap patung | net
KitabMaop - Memasuki bulan puasa di Aceh rasanya tidak lengkap tanpa sirup cap patung di rumah. Bagi masyarakat Aeh, sirup cap patung sudah menjadi menu wajib ketika memasuki bulan ramadan dan hari lebaran.

Sirup Kurnia Cap Patung Liberty, di Aceh lebih dikenal dengan sebutan sirup cap patung. Nama ini cukup melagenda bagi masyarakat Aceh. Merek lain di Aceh juga yang paling terkenal sirup cap mawar, warnanya tetap juga merah, tetapi soal rasa dan harga jauh berbeda. Sirup Cap Mawar diproduksi di Bireuen, tepatnya di kawasan Cot Gapu. Sampai sekarang, pabrik sirup ini masih ada di Bireuen.

Saya tidak mendapatkan angka pasti berapa juta lusin sirup itu laku selama bulan puasa dan lebaran di Aceh, yang pasti permintaan pasar jelang bulan puasa dan lebaran sangat tinggi. Harga satuan per botol sirup cap patung ini mencapai Rp. 17.000. Jika anda membeli satuan lusin, harga akan sedikit hemat dari per botol.

Berbicara sirup cap patung ternyata pada era tahun 1990 pabriknya berada di Banda Aceh, tepatnya di kawasan Peunayong. Saya mendapat informasi ini dari cerita dengan teman teman di warung kopi, pemiliknya adalah warga indonesia keturunan Thionghoa.  Tahun 1998 home industri ini pindah ke Medan, alasan yang mencuat karena kondisi Aceh waktu itu yang sedang konflik.

Saya juga mendengarkan karena pabrik ini tidak mendapat izin dari pemda setempat.  Mungkin juga saat itu, karena sirup cap patung cukup laris dipasaran, jadinya banyak pungli dan si pemilik pabrik memilih pindah ke Sumut. Alasan lain tentu karena persaingan bisnis.

Sirup Cap Patung kini di produksi oleh PT. Kurnia Aneka Gemilang yang beralamat di Desa Limau Manis Tanjung Mirawa, Sumatera Utara. Di Medan, sirup ini dikenal dengan nama "Sirup Aceh" di luar Aceh sendiri seperti Pulau Jawa dikenal dengan Sirup Kurnia. Menurut situs syrupkurnia.com, sirup ini dimulai pada tahun 1969 di Aceh, berawal dari usaha rumah tangga produksi ini berkembang hingga sekarang ini. Pendiri utamanya Almarhum Ellyas Hudaya.

Soal harga sirup cap patung ini berbeda di Aceh dengan di luar Aceh. Harga di Aceh sedikit lebih murah. Ini mungkin dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh sebagai cikal bakal nsejarahnya.

Uniknya di Aceh, partai politik dan para politisi  sering membagikan secara gratis sirup cap patung liberty  ini kepada  timses dan pemilihnya. Orang kantoran di Aceh, jelang puasa juga sering mendapat jatah sirup cap patung dari tempatnya bekerja.

Saya menulis ini karena tiba tiba ketika duduk di warkop, teman teman membicarakan sirup merah ini. Ohya, Jika anda punya informasi tentang sejarah pabrik sirup cap patung ini, boleh saling berbagi disini []

sumber; http://kitabmaop.blogspot.com/2014/07/sejarah-sirup-cap-patung-di-aceh_7.html?m=1