|
Batu nisan di 'pulau kecil' Gampong Pande. |
NAMA Gampong Pande meroket pascapenemuan koin emas November 2013. Saya tidak ke sana saat itu juga, tapi setelah tujuh bulan kemudian, 8 Juni 2014. Namun masih ada sisa-sisa “harta karun” yang diduga para erkeolog sebagai bekas pusat kota dan kerajaan Islam pada masanya.
Ada satu batu nisan menyerupai manusia di antara tambak yang kering. Seperti seseorang berdiri dan tangan kanannya melambai, lalu menyapa: “Ahlan wasahlan, ya Safariku.” :) Begitulah kira-kira ia menyambut kedatangan kami.
|
"Kami serasi, kaaan?" :D |
Saryulis, travelmate saya sore Minggu itu, lantas berjongkok di sampingnya. Memegang kepalanya. Mereka berpose. Layaknya fans ketemu idola. Haha. Tapi bukan itu saja yang ingin saya sampaikan. Ada kabar penting dari teman perjalanan saya satu lagi yang suka sejarah, Mirza.
Dia bilang, seseorang yang dikenalnya sedang mendesain museum kerajaan. Rencananya dibangun dibangun di sebelah barat area tambak yang dipenuhi ratusan batu nisan. Wow! Sangat pantas. Dan akan sangat bernilai turisme. Sebuah magnet baru di utara Kota Banda Aceh.
Selama ini, turis Cuma mengunjungi kompleks-kompleks makam kerajaan di sela-sela perumahan warga Gampong Pande. Tapi tidak turun ke tambak, menyusuri keasikan tersembunyi di sana.
Kami menjumpai batu-batu nisan yang teronggok di pematang tambak. Kadang ada yang menjulang, berderet rapi. Kami juga mengubek pecahan-pecahan kendi bermotif unik, tertanam di antara tambak dan pematangnya. Siapa saja bisa menafsirkan rupa dari kendi itu. Berikut cuplikannya:
|
Cantik-cantik terkubur juga :D |
|
Menurut saya, mirip seseorang menyapu halaman rumah. :D |
|
Aksara apakah ini? Mangkuk yang hampir utuh. :D |
|
Banyak kan temuan kami. :D |
|
Kokoh dihantam zaman ke zaman. |
|
Penelusuran kami, banyak batu nisan terdampar di 'pulau-pulau kecil' dalam tambak-tambak. |
|
Disinilah saya merasakan aura mistik gitu.. :( |
Namun di satu sisi, kami merasakan aura aneh, “gimanaaa gitu”, ketika mendekati sekumpulan area makam dengan batu-batu nisan yang tertata rapi. Semacam disambut “penghuni”. Jangan sendirian kalau bersafari kesini. Hihi.
Makanya, bila museum kerajaan itu benar-benar dibangun, sungguh akan menjadi objek wisata sejarah dan purbakala yang menarik. Tak hanya melihat bentuk fisik batu nisan, tetapi juga risalah-risalah kerajaan di dalamnya. Lebih-lebih di bulan Ramadhan seperti sekarang ini. :) []
Writer: Makmur Dimila