Monday, July 28, 2014

Innalillah! Pembantaian di Gaza Capai 1.049 Jiwa

Selama 21 hari rasanya bagai neraka bagi rakyat Gaza, Palestina. Penjajah Zionis berturut-turut terus melancarkan pembantaian dan agresi besar-besaran di Jalur Gaza.

Sebanyak 1.049 warga Palestina telah gugur yang sebagian besarnya anak-anak dan wanita dan lebih dari lebih dari 6000 lainnya luka-luka. Sementara itu sudah belasan ribu rumah warga hancur oleh bom bardir pasukan Zionis.

Angka tersebut terungkap di tengah gencatan senjata selama 12 jam, kesempatan yang digunakan warga Gaza untuk mengumpulkan perbekalan yang masih bisa diselamatkan, juga mengambil jasad-jasad yang terkubur di dalam reruntuhan.

Puluhan jasad diangkat dari area yang sebelumnya tak bisa diakses akibat gempuran Israel, sejak gencatan dimulai pukul 08.00 waktu setempat.

Di sisi lain, sebanyak 39 korban jiwa jatuh dari pihak Israel. Mayoritas adalah tentara -- yang tewas di tengah invasi darat negeri zionis.



Militer Israel, yang dilengkapi persenjataan canggih, mengatakan akan terus mencari dan menetralisasi terowongan Hamas selama jeda gencatan senjata. Negeri zionis membabi buta menyerang Gaza dengan alasan menghentikan tembakan roket Hamas ke wilayahnya.

Lantas, di mana keberpihakan dunia internasional pada para korban sipil?

Sementara itu sebaliknya perlawanan Palestina, khususnya Brigade Izzuddin al Qassam, sayap militer Gerakan Hamas, terus melancarkan aksi balasan dengan menggempur kota-kota Zionis.

Untuk pertama kalinya Brigade al Qassam berhasil menggempur kota Haifa Zionis dengan sejumlah roket jenis R160, menggempur Jerusalem dengan roket jenis M75. Bahkan roket-roket al Qassam mampu menjangkau jarak dan kota-kota Zionis yang sebelumnya belum pernah dijangkau oleh roket perlawanan.


Dan untuk pertama kalinya juga Brigade al Qassam berhasil menggempur kota nuklir Zionis “Dimona”, bandara militer Ramon. Roket-roket perlawanan juga mampu menjangkai wilayah Qisariyah di wilayah utara Palestina yang dijajah Zionis sejak tahun 1948 dan kawasan Laut Mati.

Pada hari Ahad (20/7) sayap militer Gerakan Hamas ini berhasil menculik dan menyandera serdadu Zionis Shaul Aron, prajurit bernomor identitas 6092065, dalam sebuah aksi yang dilakukan Brigade al Qassam di timur kampong at Tufah timur kota Gaza, di mana dalam aksi ni sebanyak 14 serdadu Zionis tewas termasuk komandan Batalyon Golani dan lebih dari 50 lainnya luka-luka.

sumber;http://news.atjehcyber.net/2014/07/innalillah-pembantaian-di-gaza-capai-1.html

Gaza Now

Pejuang Kemerdekaan Afrika Selatan dari penguasaan dan penjajahan kulit putih, Nelson Mandela pernah berkata: Pembebasan Afrika Selatan dari rejim apartheid kulit putih hanya akan sempurna setelah Palestin dibebaskan!

Seorang Pembebas Masjidil Aqsha Tidak Akan Pernah Mengaduh

Saat Shalahuddin al-Ayyubi, seorang Raja besar yang berhasil membebaskan Baitil Maqdis Palestina masih kanak-kanak, ia terlihat bermain dengan gadis-gadis kecil di tengah jalan.
Mengetahui hal tersebut, bapak beliau yaitu syaikh al-Amir Najmuddin segera mendatanginya lalu menarik tangan Sholahuddin dan mengangkatnya tinggi-tinggi dari tengah-tengah anak-anak kecil yang sedang bermain.
Dan memang, bapak Sholahuddin al-Ayyubi adalah seorang laki-laki yang memiliki postur tubuh yang cukup tinggi. Beliau berkata kepada Sholahuddin;
“Aku tidak menikahi ibumu dan tidak pula memiliki anak agar engaku bermain dengan gadis-gadis kecil!!.....aku menikahi ibumu dan memiliki anak, agar engkau membebaskan Masjidil Aqsho.”
Setelah berkata demikian, syaikh Najmuddin lalu melepaskan genggamannya dan terjatuhlah Sholahuddin kecil di atas tanah. Syaikh Najmuddin lalu memandangi putranya tersebut….beliau melihat rasa sakit yang tampak di wajahnya.
Syaikh Najmuddin berkata; “Apakah engkau kesakitan??”
“Iya, aku merasa sakit”, kata Sholahuddin kecil.
“Kenapa tidak menangis dan mengaduh??”
“Seorang pembebas Masjidil Aqsha tidak akan pernah menangis dan mengaduh”, jawab Sholahuddin kecil.
===================
dialih bahasakan dari sebuah kisah yang terdapat di FP al-Habib Zain bin Sumaith.
Krapyak, 25/06/2014
LINK ASAL :

Friday, July 25, 2014

Subhanallah, Ini Penampakan Hewan-Hewan Kecil Setelah Diperbesar yang Ada di sekitar Manusia

Dengan pembesaran ribuan kali ternyata binatang-binatang kasat mata ujudnya sangat mengerikan bahkan menyerupai monster. Binatang-binatang tersebut bahkan ada di sekeliling kita bahkan menempel pada tubuh. Mereka ada di karpet, di kamar mandi juga di kepala manusia.


Tungau Beludru

Kutu binatang setelah menghisap darah binatang inangnya.

Diperbesar 500x:  The Bear Water, yang berwarna hijau adalah lumut

Kutu tanah, di perkirakan setiap satu kubik tanah terdapat 10000 binatang mikro ini

Begini wajah jentik-jentik nyamuk

Larva lalat, mengerikan taringnya cukup besar untuk binatang seukuran dia

 Kutu kepala dalam pembesaran 1500 kali. Setiap kutu betina bertelur di kepala 80-100 butir dan siklus hidup dari telur hingga dewasa ini hanya tiga minggu

Larva Ngengat

Belatung kompos

 Kutu kayu Gunung

Kutu kucing di antara rambut kucing

Seekor ngengat ulat processionary, ditemukan di bagian selatan dan tengah Eropa, ngengat ini dapat menyebabkan iritasi kulit dan asma

Maha Suci Allah yang telah menciptakan hewan-hewan tersebut hingga sedetile itu, salayaknya fakta-fakta tersebut semakin menambah keimanan kita akan kebesaran Sang Pencipta Allah Subhanahu wa ta'ala

sumber ;http://blog.bringislam.web.id/2014/05/subhanallah-ini-penampakan-hewan-hewan.html

news Pungo! Ibu Ini Paksa Putrinya Layani Pria

Pungo! Ibu Ini Paksa Putrinya Layani Pria
Ilustrasi.
news
Pungo! Ibu Ini Paksa Putrinya Layani Pria
serambinews.com
serambinews.com
25 July 2014 - 12:10 pm
 
“Si Ibu memaksa anaknya melayani lelaki yang sudah membayar padanya."
 2  11 Google +1  0


TIM Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Jantho, Aceh Besar, menahan seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial N (36) di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Jantho, Kamis (24/7) kemarin. Ia disangka melacurkan anak kandungnya berusia 13 tahun kepada empat lelaki.
Keempat pria yang kini juga sudah ditahan itu hanya membayar Rp 5.000-Rp 70.000 setiap kali berhubungan intim dengan gadis itu.  Informasi ini awalnya diperoleh Serambi dari sebuah sumber di Banda Aceh. Lalu, saat Agus Kelana Putra SH, seorang di antara jaksa dari Kejari Jantho yang menangani perkara ini ditanyai, spontan ia benarkan bahwa informasi itu akurat.
Menurutnya, kemarin pagi mereka baru saja menerima pelimpahan berkas dan kelima tersangka perkara ini dari penyidik Polres Aceh Besar, sehingga kelimanya yang selama ini ditahan di Mapolres Aceh Besar akan dilanjutkan penahanannya oleh jaksa di Rutan Jantho.
Kasus ini terjadi pada Mei hingga 7 Juli 2014 dalam waktu yang tidak bersamaan di dalam rumah ibu korban di kawasan Jantho sekitar pukul 09.00 WIB. “Si Ibu memaksa anaknya melayani lelaki yang sudah membayar padanya. Adegan itu berlangsung selalu pada saat suaminya yang PNS sedang ke kantor, sedangkan korban tetap di rumah karena ia tidak sekolah,” kata Agus.
Menurut Agus, sepintas tak tampak ada kelainan jiwa dari wanita ini, meski ia tega melakukan perbuatan ini hanya dengan menerima bayaran rendah dari keempat lelaki hidung belang itu setiap kali anaknya disebadani. “Bahkan ketika kejadian ini berlangsung rata-rata ibu itu melihatnya sendiri. Sedangkan korban tidak berani bercerita kepada siapa pun, termasuk kepada ayahnya karena ibunya mengancamnya jangan cerita,” ujar Agus.
Namun, kata Agus, kasus ini terbongkar pada 7 Juli 2014, saat seorang wanita tetangga pelaku datang ke rumah tersebut untuk suatu keperluan. Ia sangat terkejut ketika melihat seorang lelaki berinisial Y (54) sedang “mengintimi” putri si tuan rumah. “Esoknya, wanita tetangga ini langsung melaporkan kasus itu ke Polres Aceh Besar sehingga pada hari itu juga Y ditangkap polisi,” tutur Agus.
Selanjutnya, polisi melakukan pengembangan, sehingga ibu korban pun ditangkap. Kemudian pada hari selanjutnya, polisi menangkap tiga pria berinisial Ys, Mg, dan M. Usia mereka 30-an hingga 40-an tahun dan kesemunya sudah menikah.
Menurut Agus yang baru lima hari lalu memperoleh penghargaan sebagai jaksa terbaik se-Aceh, perbuatan ibu korban pantas dibidik dengan Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak karena memaksa korban “melayani” hasrat menyimpang para pria yang sudah beristri itu.
“Sedangkan keempat tersangka yang menyetubuhi korban dibidik dengan pasal yang sama, namun masuk dalam ayat (2) karena perbuatan mereka bersetubuh dengan cara membujuk korban. Ancaman hukuman atas kedua perbuatan ini masing-masing 15 tahun penjara dan minimal tiga tahun,” jelas Agus.
Menurut Agus, ia akan mempersiapkan dakwaan untuk kemudian melimpahkan berkas dan tersangka perkara ini ke PN Jantho agar segera disidangkan seusai Lebaran ini.
Sementara itu, dua hari lalu, majelis hakim PN Jantho yang diketuai Ainal Mardhiah SH menghukum terdakwa Ad (45) delapan tahun penjara, denda Rp 80 juta atau bisa diganti dengan kurungan tambahan (subsider) enam bulan kurungan. Pasalnya, warga pegunungan Aceh Besar ini terbukti menyetubuhi anaknya yang masih berusia 13 tahun delapan kali.
Perbuatan ini dilakukannya saat anaknya itu mengganti baju seusai pulang sekolah, sedangkan istrinya sibuk di ladang. Perbuatan ini baru ketahuan jelas oleh keluarga istri lelaki itu ketika korban pendarahan karena keguguran sehingga harus dibawa ke puskesmas terdekat.  Setelah kejadian itu anggota keluarga dari ibu korban melaporkan hal ini ke polisi dan dua hari lalu perkara inses ini diputus di PN Jantho. | sumber: serambinews.com

Kisah Haru Pria Memeluk Islam 10 Hari Menjelang Ajal

Kisah Haru Pria Memeluk Islam 10 Hari Menjelang AjalAbdur Raheem Green (Youtube)
Selama 23 tahun Abdur Raheem gagal mengajak ayahnya, Green, masuk Islam. Namun Green kemudian mengucap Syahadat sepuluh hari sebelum wafat.
Dream - Siang itu hati Abdur Raheem Green berdebar. Benaknya berkecamuk, sibuk menimbang-nimbang. Sambil berpikir, dia terus bergegas. Menuju kamar di sebuah rumah sakit di Kota Kairo, Mesir. Kala itu, warsa 2010.
Begitu membuka pintu, mata Abdur Raheem terpatut pada sosok pria renta. Terkulai di atas dipan, tak berdaya. Dia pandangi tubuh itu lekat-lekat. Itulah Tuan Green, ayahnya. Mantan Direktur Cairo Barclays Bank, bank multinasional yang berpusat di Inggris.
“Saya memandanginya dan berpikir dia bisa saja meninggal malam itu,” kata Abdur Raheem mengenang masa itu. Kala itu Green memang sudah dua tahun sakit. Keadaan inilah yang membawa pendakwah muslim itu jauh-jauh dari Inggris ke Kairo.
Bukan hanya kondisi Green. Debar hati Abdur Raheem itu juga dipicu soal lain. Masalah keyakinan. Sejak memeluk Islam hampir seperempat abad silam, Abdur Raheem selalu mengajak ayahnya jadi mualaf. Namun gagal.
“Saya telah lama memikirkan kapan bisa mengajaknya. Bagaimana mengajaknya? Bagaimana cara yang tepat? Sekarang dia sedang sakit parah, saya tak mau menekannya, membuatnya bertambah sedih,” kata pria kelahiran setengah abad silam itu.
Saat itu Abdur Raheem berpikir, inilah kesempatan terakhir untuk mengulang ajakannya. Pria bernama kecil Anthony Vatswaf Galvin Green itu tidak akan pernah memaafkan diri jika ayahnya meninggal dan belum memeluk Islam.
Namun hati Abdur Raheem tetap gamang. Dia merasa ayahnya telah menutup hati terhadap Islam. Abdur Raheem benar-benar tak punya harapan. “Sungguh saya merasa takut dia berkata tidak dan menolak ajakan saya,” ucap dia.
Ini sungguh sulit. Abdur Raheem dalam dilema. Sebagai muslim, orangtuanya belum masuk Islam. Namun satu hal yang dia pegang, dia tak mau memaksa. “Kewajiban kita menyampaikan pesan, untuk menjelaskan kepada orang lain dengan cara sebaik yang kita bisa,” ujar Abdur Raheem.
Akhirnya, Abdur Raheem kembali mencoba. Dia dekati Green yang tengah terbaring. “Ayah. Saya punya sesuatu yang sangat penting untuk disampaikan. Apakah Ayah mendengar?” kata Abdur Raheem mengenang pembicaraan dengan ayahnya kala itu.
Namun, ayahnya sudah tak lancar berbicara. Kata demi kata keluar dengan terbata. Oleh sebab itu, Green hanya mengangguk. Dan Abdur Raheem melanjutkan, “Saya punya sesuatu untuk saya katakan, jika tidak saya katakan, saya akan menyesal.”
Berdakwahlah Abdur Raheem di dekat telingan Green. Putra saleh itu bercerita tentang hari akhir dan hari pembalasan. Di ujung cerita, Abdur Raheem mengucap Syahadat.
“Jadi Ayah, ini kunci ke surga. Ini sukses di hari kemudian, bagaimana menurut Ayah?” tanya dia mengakhiri cerita.
Mendengar cerita itu, Green menganggukkan kepala. Abdur Raheem pun kembali bertanya, “Apakah itu artinya Ayah ingin mengucapkan syahadat?”
Dan sang ayah dengan terbata menjawab tanya Abdur Raheem itu. “Ya.” Inilah yang tidak diduga-duga oleh Abdul Raheem. Bahagia pun membuncah di hatinya. Setelah hampir dua puluh lima tahun gagal, kali ini dia berhasil mengajak ayahnya masuk Islam.
Abdur Raheem langsung membimbing sang ayah mengucap syahadat. “Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah.” Dengan lega, Abdul Raheem meninggalkan rumah sakit karena jam besuk sudah habis.
Hari berikutnya, Abdur Raheem kembali datang. Namun dia menjumpai kondisi sang ayah semakin parah. Green tidak bisa mengingat apa-apa. Jangankan mengingat hari kemarin, kejadian sejam lalu saja dia sudah lupa. “Tapi itu bukan akhir segalanya,” tutur Abdur Raheem.
Enam hari setelah masuk Islam, kondisi Green semakin memburuk. Abdur Raheem yang masih di rumah sakit mendengar ayahnya merintih. “Tolong, tolong saya,” kata Abdur Raheem menirukan ayahnya.
Dia pun kemudian bertanya, “Ayah, Ayah ingin saya melakukan apa?”.
“Saya tidak tahu,” jawab Green. “Ajarkan saya sesuatu yang mudah dilakukan,” tambah dia dengan terbata.
Lantas, Abdur Raheem ingat syahadat. Kalimat yang ringan di lidah namun punya efek luar biasa. “Sehingga saya berkata, jika saya menjadi Ayah, saya akan terus mengulang syahadat,” kata Abdur Raheem.
Mendengar itu, Green pun menjawab, “Ya, itu yang ingin saya lakukan.” Setelah itu, bapak dan anak itu bersama-sama mengucap syahadat selama satu setengah jam.
Sesudah berhasil mengajak ayahnya masuk Islam, Abdur Raheem pulang ke Inggris. Ada urusan yang harus diselesaikan. “Dan kemudian saya mendengar ayah meninggal,” kata Abdur Raheem.
Ya, Green yang telah menolak Islam selama hampir seperempat abad itu telah meninggal. Satu hal yang disyukuri Abdur Raheem, ayahnya bersyahadat sepuluh hari sebelum datang ajalnya.
“Kematian ayah saya ingin saya ceritakan kepada Anda, dan intinya, sepuluh hari sebelum dia meninggal, dia mendapat rahmat mengucapkan Syahadat,” tutur Abdur Raheem.

sumber;http://www.dream.co.id/

Thursday, July 24, 2014

GAZA NOW

Briged al Qassam yang hanya mempunyai 30,000 keanggotaan bukan sahaja mampu menggerunkan rejim Zionis apabila bertarung di wilayah Gaza yang terkepung, bahkan telah menyebabkan kerajaan penjajah 'hilang akal' apabila diserang bertubi-tubi di keseluruhan tanah 'negara haram Israel' sehingga tiada satu tempat pun yang selamat daripada kunjungan 'tetamu yang menggerunkan' ini.

Askar Israel yang tercedera di Hospital berkata

Askar Israel yang tercedera di Hospital berkata :
"Kami berhadapan dengan tentera al-Qassam dalam serangan di Darat,kami dapati mereka lebih bersungguh dalam menjaga benteng darat daripada bersungguh untuk membunuh kami,dan apabila kami ingin memasuki sedikit demi sedikit ke dalam kawasan Gaza,kami tidak dapat melihat siapa pun melainkan peluru-peluru yang sebaliknya sampai terlebih dahulu.."
Sumber;
GazaNow

Rahsia utama kepada kekuatan dan kehebatan al Qassam

Apakah rahsia utama mereka?
Rahsia utama kepada kekuatan dan kehebatan al Qassam adalah kerana mereka mengutamakan pembinaan iman dan hubungan dengan Allah swt serta menjauhi maksiat dalam apa jua keadaan.

Masjid Al-Quds ditutup dengan tiba-tiba oleh pihak Zionist

Terkini di Tebing Barat |
Masjid Al-Quds ditutup dengan tiba-tiba oleh pihak Zionist dan ini pertama kali umat Islam di sana dihalang untuk solat pada malam 27 Ramadhan.
Itu masjid ke-3 tersuci kita, adakah Israel ada hak menghalang?

Kapan Palestin Milik Kita?

Pertembungan Hak-BatilPertembungan yang berlaku di Palestin bukanlah sekadar persaingan di antara dua bangsa iaitu di antara bangsa Palestin dan Yahudi terhadap sekeping tanah yang bernama Palestin atau Israel. Pertembungan ini adalah satu pertembungan yang panjang yang berpaksikan kepada pemilikan kekuasaan besar dunia antarabangsa. Pemilikan kuasa ke atas Palestin adalah sinonim dengan pemilikan kuasa di dunia antarabangsa.
al aqsa mosqueIslam pernah memerintah bumi ini dalam tempoh yang panjang dengan penuh keamanan dan keadilan setelah umat terdahulu mendapatkannya melalui jalan perjuangan yang sukar lagi berliku. Kita meyakini bahawa tidak dapat tidak, pencinta kebenaran mesti melihat kembali apakah rahsia yang dimiliki oleh generasi terdahulu yang hebat seumpama generasi Soahuddin al Ayyubi. Rahsia inilah juga yang telah dicungkil oleh Solahuddin setelah mempelajari kemenangan sebelumnya di kalangan sahabat di bawah pimpinan Umar al Khattab.
Secara ringkasnya, ada 5 rahsia utama yang dimiliki oleh Solahuddin dan generasinya.
1 – Membina generasi yang bertaqwa kepada Allah Dan memelihara diri daripada maksiat.
Taqwa dan Iman kepada Allah serta menjauhkan diri daripada maksiat adalah kunci pertama kepada kemenangan dan petanda kepada berita-berita yang baik. Dengan kekuatan iman yang kuat meresap di dalam hati setiap tenteranya, maka faktor ini akan menambahkan lagi semangat mereka untuk berjuang menentang musuh-musuh Islam. Iman ini juga yang akan menghilangkan rasa gentar mereka ketika menghadapi sebarang kemungkinan.
Ketika menjadi menteri di Mesir, beliau telah menghapuskan maksiat dan kemungkaran yang telah melata di kalangan pegawai-pegawai kerajaan dan rakyat jelata. Beliau juga sentiasa mengarahkan gabenor-gabenor dan pegawai-pegawai yang dilantik supaya berlaku benar, sentasa meningkatkan taqwa dan berlaku taat kepada Allah. Beliau juga adalah pendokong kuat kepada ajaran tauhid dan tegas dalam membenteras gerakan bid’ah di wilayah yang dikuasainya.

Solahuddin adalah seorang yang wara’ dan sentiasa melakukan solat berjemaah. Bahkan ketika sakitnya pun dia memaksa dirinya berdiri di belakang imam. Beliau tidak pernah meninggalkan solat berjamaah melainkan beberapa hari ketika sakit sebelum kematiannya. Solahuddin juga sentiasa mengerjakan sembahyang Tahajjud. Beliau sangat murah hati dan akan menyedekahkah apa yang ada padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan sehinggakan ketika wafatnya dia tidak meninggalkan harta-benda.
Dia sangat gemar mendengar bacaan Quran. Di medan peperangan dia kerap kali duduk mendengar bacaan al-Quran oleh tentera-tentera yang dilawatinya sehingga 3 atau 4 juzuk semalam. Dia mendengar dengan sepenuh hati sehingga berlinangan air mata yang membasahi dagu dan janggutnya.
Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah swt. Dia sentiasa meletakkan segala harapannya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika dia berada di Baitul Maqdis di dalam keadaan yang sangat sukar dan seolah-olah tidak dapat bertahan lagi daripada kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan sangat terdesak, beliau enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Di sepanjang malam, beliau bersolat sambil menangis sehinggakan air matanya membasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Tidak lama kemudian, perbalahan sesama sendiri berlaku di kalangan tentera-tentera musuh yang menghasilkan berita yang baik bagi tentera Solahuddin beberapa hari selepasnya. Akhirnya tentera salib membuka khemah-khemah mereka dan berangkat keluar dari bandar suci tersebut.
2 – Persediaan yang  sempurna dan amat mengambil berat isu pembebasan Al-Aqsa
Para sejarawan bersepakat bahawa Solahauddin amat mengambil berat terhadap isu pembebasan Baitul Maqdis. Beliau menjalani hidup dengan penuh berdisiplin. Solahuddin mengenepikan corak hidup senang dan memilih corak hidup sederhana yang menjadi contoh kepada tenteranya. Dia menumpukan seluruh tenaganya untuk membina kekuatan Islam bagi menawan semula Baitul Maqdis kerana beliau telah menjadikan isu ini sebagai agenda hidupnya. Pernah beliau ditanya akan kenapa beliau sentiasa kelihatan serius dan tidak pernah ketawa. Beliau menjawab, “Bagaimana mungkin untuk aku ketawa sedangkan Masjid al-Aqsa masih berada di bawah cengkaman musuh”.
persiapan salahuddinSehubungan dengan itu Salahudin telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad. Pemikirannya sentiasa tertumpu kepada perjuangan di jalan Allah. Semangat beliau yang sentiasa berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentera Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Dia sentiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tenteranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad. Jika ada sesiapa yang bercakap kepadanya berkenaan jihad dia akan memberikan sepenuh perhatian. Dia lebih banyak di dalam khemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa sahaja yang menggalakkannya berjihad akan mendapat kepercayaannya.
Dalam medan peperangan dia begitu tangkas bergerak bagaikan seorang ibu yang kehilangan anak. Dia akan bergerak pantas dari satu penjuru ke penjuru yang lain dalam usaha menaikkan semangat tenteranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah. Dia sanggup pergi ke pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak umat Islam supaya bangkit membela Islam. Dia lebih gemar berpuasa sekalipun di medan peperangan.
Beliau sentiasa mempastikan bahawa di dalam setiap aspek ketenteraan, tenteranya terus berada di dalam keadaan bersiap sedia untuk berhadapan musuh seperti membuat senjata, membuat kapal armada perang, mencipta bahan letupan dan lain-lain lagi. Setelah membuat persiapan yang lengkap dengan penuh teliti, Solahuddin bersama tenteranya menyerang pihak musuh dengan penuh keimanan dan kesungguhan. Ini adalah sebahagian dari sebab kemenangan mereka yang akhirnya berjaya mengembalikan maruah umat serta kemuliaan Islam.
3 – Menyatukan kekuatan umat di bawah pemerintahan yang satu.
Solahuddin menjadi pemimpin Mesir selepas wafatnya Khalifah Fatimiyah pada 567H. Beliau memperluaskan wilayahnya dengan menguasai Yaman dan Hijaz. Kawasan Laut Merah dan di sekitarnya juga jatuh ke bawah pemerintahannya. Setelah pemerintah Syria yang bernama Nuruddin Mahmud Zanki meninggal dunia, maka Solahuddin terus mengambil-alih Damsyik, Aleppo dan bandar-bandar lain daripada kerajaannya. Akhirnya Solahuddin berjaya menyatukan wilayah-wilayah Islam di bawah satu kesatuan pemerintahan termasuk utara Iraq, Kurdistan, Syam, Yaman, Mesir, Barqah dan lain-lain lagi.
map-jerusalem-saladinKesatuan ini pastinya memberikan kekuatan asasi yang memainkan peranan penting di dalam usaha pembebasan Baitul Maqdis dari tangan Salib yang telah memerintahnya selama 88 tahun. Apabila negara-negara umat Islam ini bersatu di atas dasar  Islam dan diketuai oleh seorang pemimpin yang beriman lagi amat dipercayai, seorang panglima yang berani lagi berpengalaman, maka kemenangan boleh dicapai dan bendera Islam akan kembali berkibar di wilayah-wilayah Islam.
Akhirnya, Solahuddin bersama generasi tenteranya berjaya membebaskan Masjid al Aqsa yang merupakan qiblat pertama umat, masjid yang ke tiga suci di sisi Allah, bumi para Nabi dan juga destinasi Isra’ Rasulullah s.a.w sebelum Baginda dimi’rajkan ke langit yang ke tujuh.
4 – Matlamat perjuangan adalah untuk menegakkan kalimah Allah:-
Solahuddin telah mendidik tenteranya agar berjuang dengan penuh keikhlasan bagi mempastikan perjuangan ini akan mendapat keredhaan Allah s.w.t. Seorang pejuang mesti membersihkan hatinya daripada niat yang selain daripada mencari keredhaan Allah s.w.t.
Beliau juga telah mendidik tenteranya agar berjuang dan menjadikan mati syahid sebagai satu kemuliaan. Beliau juga menjadikan kemenangan di dalam jihad sebagai satu wasilah untuk menyebarkan dakwah Islam itu sendiri.
Di antara bukti lain bahawa perjuangannya adalah untuk menaikkan kalimah Allah ialah sikapnya yang berbudi bahasa dan perlakuan adil terhadap musuhnya sendiri. Semua sejarawan samada dari Barat dan Timur, Orientalis dan Muslim telah mencatatkan sikap dan perbuatan Solahuddin terhadap musuhnya. Di antaranya termasuklah tindakan beliau membahagikan duit dan binatang tunggangan kepada orang-orang tua, para pesakit dan orang-orang miskin dari kalangan pihak Salib. Seorang penulis yang bernama Hatti pernah berkata,”Perbezaan di antara layanan tentera Islam Solahuddin kepada orang awam Salib dan layanan tentera Salib kepada orang awam Muslim pada 88 tahun sebelumnya ternyata amat besar perbezaannya.”
5 – Isu pembebasan Al-Quds adalah isu Islam dan Muslimin
Menurut syariat Islam, sekiranya wilayah Islam dijajah musuh, maka menjadi kewajipan kepada semua umat Islam untuk membebaskan wilayah ini. Bedasarkan kepada prinsip inilah, maka Solahuddin telah mengumpulkan umat Islam yang berbagai bangsa, warna kulit dan bahasa di bawah panji Islam.
bendera IslamSolahuddin telah menanamkan Kesedaran bahawa setiap inci dari tanah yang pernah diperintah oleh umat ini wajib dipelihara kedaulatannya. Beliau juga telah menanam dan menyuburkan ukhuwah di kalangan umat ini kerana ukhuwah adalah sangat kerkait rapat dengan iman.
Setiap orang daripada kalangan tentera yang dipimpinnya meletakkan harapan untuk syahid di jalan Allah. Ini adalah kerana mereka memahami bahawa isu pembebasan Baitul Maqdis dan Masjid al Aqsa adalah isu dan tanggung-jawab ke atas setiap umat Islam dan bukan sekadar isu bangsa Palestin atau isu bangsa Arab semata-mata.
Bukti-bukti Kejayaan Perjuangan Solahuddin
Solahuddin bersama generasinya telah membuktikan bahawa umat Islam boleh menang walaupun ketika berhadapan dengan pihak musuh yang mempunyai kekuatan berlipat kali ganda, sekiranya mereka berjuang dengan menggunakan kaedah yang betul dan memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Di antara bukti-bukti kejayaan yang telah ditunjukkan oleh generasi Solahuddin ialah :-
  1. Membebaskan 50 bandar di Palestin  sebelum berjaya membebaskan Palestin sepenuhnya
  2. Mengharungi 74 peperangan dan memenanginya.
  3. Berjaya mengalahkan 22 kerajaan gabungan Eropah

Kesimpulan
  • Permasalahan Palestin dan Masjid Al Aqsa adalah isu perdana bagi umat Islam di seluruh dunia. Ianya tidak terhad untuk bangsa Palestin atau  orang-orang Arab sahaja. Sebagai Umat Islam di Malaysia atau di mana sahaja, kita mesti menyertai perjuangan mulia yang merupakan isu perdana umat di abad ini.
  • Kemenangan umat yang hakiki mestilah berpaksikan kepada al Qur’an dan sunnah serta dengan mencontohi generasi al-Quran yang terdahulu. Ini adalah  kunci kepada kemenangan yang sebenar.
  • Kemenangan Solahuddin ke atas tentera Salib bukanlah disebabkan oleh kehebatan peribadinya semata-mata tetapi adalah kerana kecemerlangan generasi yang telah dibinanya, yang telah diasaskan oleh  barisan pimpinan dan juga para ulama sebelumnya.
Semoga kita bertemu lagi, di Masjid al Aqsa insya Allah….
al Quds
Salam perjuangan
Dr Zainur Rashid Zainuddin

Sarjana Yahudi Bongkar Kepalsuan "Sejarah Jahanam" Zionis

Sarjana Yahudi Bongkar Kepalsuan sejarah Jahanam ZionisISRAEL (SuaraMedia) - Dasar pendirian negara Israel berawal dari kata-kata Nabi Musa dalam kitab Perjanjian Lama, bahwa Tuhan "menganugerahkan" tanah Israel untuk orang-orang Yahudi dan tanah tersebut akan menjadi milik mereka untuk selama-lamanya.
Kemudian ada cerita mengenai persebaran kaum Yahudi/Diaspora - setelah kaum Yahudi memberontak kepada pasukan Romawi pada abad pertama dan kedua, kaum Yahudi kemudian "diasingkan" dari tanah Israel dan kemudian menyebar di masyarakat Eropa, menjalani "kehidupan tersiksa", dan akhirnya "disapu bersih" dalam "Holocaust" oleh Nazi Jerman.

Setelah berabad-abad berdoa agar dapat kembali ke Israel, kaum Yahudi mampu mencapai tujuannya usai mengalahkan pasukan Arab di Palestina dan mendirikan Israel pada tahun 1948. Kisah ini adalah elemen tunggal dan pendukung utama bagi berdirinya negara Israel sebagai negara Yahudi.
Namun, sebuah buku yang ditulis oleh sarjana Israel, Shlomo Sand, meruntuhkan segala klaim bangsa Israel tersebut. Shlomo memaparkan bahwa peristiwa Diaspora dengan bangsa Romawi tidak pernah ada, atau salah dipahami.
Dalam bukunya yang berjudul "Kapan dan Bagaimana Bangsa Yahudi Berdiri?", Dr. Sand, seorang pakar sejarah Eropa di Universitas Tel Aviv, menyatakan bahwa peristiwa Diaspora hanya mitos belaka - bahwa kaum Yahudi sama sekali tidak pernah diasingkan secara massal dari "Tanah Suci" dan bahwa populasi Yahudi yang ada di Eropa berasal dari orang-orang Eropa yang kemudian berpindah keyakinan berabad-abad kemudian.
Berikutnya, banyak orang-orang Israel saat ini yang nenek moyangnya pindah dari Eropa pada masa Perang Dunia II, hanya memiliki sedikit - atau bahkan tidak sama sekali - hubungan silsilah dengan tanah yang kini mereka sebut negara Israel. Menurut analisa sejarah Sand, mereka sebenarnya adalah keturunan dari bangsa Eropa yang berpindah keyakinan, khususnya yang berasal dari kerajaan Khazars di Rusia timur, yang berpindah keyakinan menjadi seorang Yahudi pada abad ke-8.
Keturunan dari kerajaan Khazar kemudian terusir dari tanah kelahiran mereka karena invasi dan takluknya kerajaan mereka, setelah bermigrasi mereka kemudian membentuk komunitas Yahudi di Eropa Timur, beber Sand. Sand juga berpandangan bahwa kaum Yahudi Spanyol berasal dari suku Berber - yang berpindah keyakinan -, Afrika utara yang kemudian berpindah ke Eropa. 
Cerita Karangan Zionis
Sand sendiri merupakan seorang Yahudi keturunan Eropa yang lahir pada tahun 1946 dari pasangan korban selamat Holocaust di Austria. Sand menyatakan bahwa hingga satu abad yang lalu, kaum Yahudi merasa bahwa diri mereka Yahudi karena memeluk keyakinan yang sama, bukan karena memiliki garis keturunan langsung dari Israel.
Namun, pada permulaan abad ke-20, kaum Yahudi Zionis (gerakan "pulang" ke "tanah asal") mulai mengunpulkan arsip sejarah nasional untuk menjadi alasan pembenar atas berdirinya negara Yahudi, mereka lalu mengarang cerita bahwa kaum Yahudi adalah orang-orang yang tinggal terpisah dari agamanya sehingga mereka kemudian memiliki "hak" atas tanah yang dikenal dengan nama Palestina.
Kaum Zionis pula yang mengarang cerita bahwa Yahudi yang tinggal di pengasingan berkewajiban untuk kembali ke tanah yang dijanjikan, sebuah konsep yang sebenarnya asing bagi agama Yahudi, kata Sand.
Seperti setiap hal di Timur Tengah, buku baru ini dipenuhi dengan pembahasan keagamaan, sejarah, dan politik. Dalam bukunya, Sand menyatakan bahwa warga Arab Palestina lebih berhak atas tanah yang kini diduduki Israel dibandingkan dengan kaum Yahudi pendatang dari Eropa yang datang ke sana karena perintah Tuhannya.
Namun demikian, Sand juga memiliki teori bahwa banyak kaum Yahudi, yang tetap tinggal di Yudea setelah kehancuran kekaisaran Romawi pada tahun 136 Masehi, pada akhirnya berganti keyakinan menjadi Kristen atau Islam, hal ini berarti bahwa warga Palestina yang kini memenuhi Gaza atau terkonsentrasi di Tepi Barat, mungkin saja merupakan keturunan langsung dari Yahudi era Romawi.
Buku tersebut kontan memantik serangan dari kaum sayap kanan Israel. Kritikan tersebut rata-rata disandarkan pada bukti bahwa Sand adalah pakar sejarah Eropa, bukan sejarah Timur Tengah, sebuah sanggahan yang disadari olehj Sand sendiri.
Sebuah kritikan datang dari Israel Bartal, dekan Fakultas Sastra di Universitas Ibrani, menyerang kemampuan Sand dengan menyebut bahwa tulisan Sand "tidak memiliki dasar", dia juga tidak setuju dengan tulisan Sand bahwa Diaspora adalah karangan belaka dari kaum Yahudi Zionis untuk menghubung-hubungkan Yahudi yang tersebar di seluruh dunia dengan Israel.
"Tulisan Sand merupakan bagian dari upaya untuk membuat warga Israel melupakan asal-usul mereka dari Yahudi Polandia dan Rusia, atau untuk membuat kisah pengasingan kaum Yahudi terlihat sebagai sebuah cerita karangan."
Dengan kata lain, Bartal, seperti halnya para pengkritik lainnya, tidak terlalu memperdebatkan klaim sejarah Sand mengenai Diaspora atau asal-usul dari Yahudi Eropa Timur, dia mempertanyakan tulisan Sand bahwa kaum Zionis mengarang sejarah palsu untuk tujuan politis.
"Setelah dipaksa diasingkan dari tanah mereka, orang-orang tetap teguh pada iman mereka dan tidak pernah berhenti berharap dan berdoa untuk bisa kembali ke tanah kelahiran mereka, lalu membangunnya demi kebebasan politik," bunyi salah satu paragraf pembukaan Deklarasi Kemerdekaan Israel.
Kenyataan dan Mitos
Pada Januari 2009, ketika militer Israel membombardir rakyat Palestina di Gaza untuk "membalas" tembakan roket ke selatan Israel, dunia melihat sebuah serangan membahayakan yang ditujukan kepada orang lain walaupun hanya didasarkan pada mitos sejarah belaka.
Setelah konflik berakhir, dengan sekitar 1.400 korban jiwa dari pihak rakyat Palestina, termasuk banyak anak-anak dan warga sipil, tentara Israel menyelidiki kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukannya dan mendengar kesaksian dari tentara Israel bahwa sejumlah Rabbi ekstrimis telah menyamakan invasi tersebut dengan peransg suci.
Pihak tentara mengatakan bahwa para Rabbi memberikan buku-buku kecil dan artikel yang bertuliskan: "Kami adalah bangsa Yahudi. Kami datang ke tanah ini dengan keajaiban. Tuhan membawa kami kembali ke tanah ini, dan sekarang kami harus bertempur untuk mengenyahkan orang-orang non-Yahudi yang mengganggu upaya kami menaklukkan tanah suci."
Dalam bukunya - dan juga dalam wawancara dengan Haaretz - Sand menentang mitos inti tersebut. Dalam wawancara, dia mengatakan:
"Saya mulai mencari dalam buku-buku penelitian mengenai pengusiran dari tanah suci - sebuah kejadian yang masuk dalam konstitusi sejarah Yahudi, hampir sama dengan Holocaust. Namun saya terkejut ketika menemukan bahwa kejadian ini sama sekali tidak ada dalam buku dan bacaan manapun. Dan hal tersebut karena dari awalnya memang tidak pernah ada pengusiran.    
"Tentara Romawi tidak pernah mengusir orang dan mereka tidak bisa melakukan hal tersebut meski mereka mampu melakukannya. Karena memang belum ada kereta api dan truk untuk mengangkut orang, tidak hingga abad ke-20. Berdasarkan hal inilah buku saya ditulis: untuk menyadarkan bahwa kaum Yahudi tidak pernah dibubarkan apalagi sampai diasingkan."
Pemilik Tanah Yang Sebenarnya
Ketika ditanyakan apakah Sand beranggapan bahwa penghuni sebenarnya dari tanah suci adalah rakyat Palestina, dia menjawab:
"Tidak ada populasi masyarakat yang tetap murni hingga beribu-ribu tahun. Namun rakyat Palestina kemungkinan besar memang merupakan keturunan langsung dari Tanah Suci, kemungkinannya jauh lebih besar dibandingkan dengan orang Yahudi.
"Kaum Zionis generasi pertama, hingga terjadinya revolusi Arab (1936-1939), tahu bahwa tidak pernah ada yang namanya pengusiran, dan bahwa orang-orang Palestina merupakan keturunan langsung dari para pemilik tanah. Mereka juga tahu bahwa petani tidak akan pergi hingga mereka diusir.
"Bahkan Yitzhak Ben-Zvi, presiden kedua Israel, pada tahun 1929 menuliskan bahwa, mayoritas masyarakat petani bukan keturunan dari bangsa Arab penakluk, termasuk para petani Yahudi yang jumlahnya besar.
Sand memberikan bantahan lebih lanjut bahwa kaum Yahudi memang tidak pernah berbentuk negara, namun merupakan campuran etnis dari orang-orang yang berbeda yang memeluk agama Yahudi dalam periode waktu tertentu. Sand mementahkan argumen para Zionis yang mengatakan bahwa kaum Yahudi merupakan etnis yang berhubungan dan terisolir yang menjadi target pengusiran dari bangsa Romawi.
Walaupun merupakan penguasa yang lalim, bangsa Romawi selalu memberikan kemerdekaan yang besar kepada rakyat jajahannya, termasuk kemerdekaan beragama, berpendapat dan berkelompok.
Ribuan orang Yahudi yang tercatat pernah melayani kekaisaran Romawi, bahkan ada komunitas Yahudi dengan jumlah anggota besar di Roma. Herod the Great, Kaisar Yahudi dari Yerusalem, menurunkan tiga keturuna Yahudi yang mengabdi di senat kota Roma.
Hukum mengenai makanan bagi kaum Yahudi juga dihormati dibawah hukum Romawi, sebagaimana hak untuk tidak bekerja di hari Sabbath. Budak-budak Yahudi - 1.000 orang dibawa oleh Kaisar Titus setelah berhasil emmadamkan pemberontakan Yahudi pada tahun 70 Masehi - dibawa dan kemudian dibebaskan oleh keluarga-keluarga Yahudi yang sudah lama bermukim di Roma.
Setelah pemberontakan Yahudi yang terakhir, pemberontakan Bar Kokhba pada tahun 132-136 Masehi, para sejarawan mengatakan bahwa bangsa Romawi menerapkan sejumlah pembatasan terhadap kaum Yahudi yang masuk Yerusalem, yang akhirnya membuat kawasan lain, seperti Galilee di sebelah utara Palestina menjadi pusat pembelajaran Yahudi. Namun tidak ada  bukti pemindahan massal secara paksa terhadap kaum Yahudi.
Sand mengatakan bahwa Diaspora sebenarnya merupakan sebuah mitos Kristen yang menggambarkan kejadian tersebut sebagai bentuk penghukuman terhadap kaum Yahudi karena menolak ajaran Kristen.
Bukti Genetik
Sejauh ini, belum ada buku tandingan terhadap buku tulisan Sand, yang dinobatkan menjadi buku terlaris di Israel dan Eropa - dan akan diluncurkan ke pasar AS dalam tahun ini juga. Namun, sudah ada studi genetik yang berupaya untuk mendemonstrasikan garis keturunan Yahudi Ashkenazi Eropa dengan bangsa Israel.  
Dalam sebuah studi genetik yang diadakan oleh Akademi Sains Nasional AS, kromosom Y dari kaum Yahudi Ashkenazi, Roma, Afrika Utara, Kurdi, Timur Dekat, Yemen, dan Ethiopia dibandingkan dengan 16 kelompok non-Yahudi dari lokasi geografis yang berdekatan. Hasilnya ditemukan bahwa walaupun tinggal di berbagai negara yang berbeda dalam waktu lama dan saling terisolir, gen dari kebanyakan populasi Yahudi tidak begitu berbeda satu sama lain.
Sebuah studi genetis yang berjudul "Perjalanan Manusia", yang dilakukan pada tahun 2002 oleh Dr. Spencer Wells, seorang ahli genetik dari Universitas Stanford, memperlihatkan bahwa semua pria Eropa memiliki penanda gen yang sama dengan kromosom Y pria Timur Tengah.
Hal itu dikarenakan migrasi manusia dimulai dari Afrika lalu bergerak melalui Timur Tengah dan seterusnya, sehingga semua manusia memiliki penanda genetik yang mirip.
Khayalan Menggebu-gebu
Walaupun tidak memiliki bukti ilmiah dan sejarah, skenario Diaspora merupakan sebuah cerita yang dipaksakan, mirip dengan perbedaan penafsiran peristiwa eksodus dari Mesir, yang menjadi tanda tanya besar bagi para sejarawan dan arkeolog dalam beberapa tahun belakangan.
Memang benar bahwa semua bangsa memiliki mitos dan legenda, beberapa diantaranya berdasarkan fakta, sementara lainnya hanya karangan.
Namun, ketika mitos dan legenda dilebih-lebihkan untuk mewujudkan tujuan tertentu, maka hal itu bisa membenarkan ekstrimisme dan kekejaman.
Motif pendirian negara Israel adalah untuk menyediakan tempat peristirahatan bagi kaum Yahudi Eropa setelah Perang Dunia II, namun hal itu berubah menjadi obsesi kesetanan mengenai "hak" Israel untuk menganiaya dan menyiksa rakyat Palestina. (dn/meo) ( Dikutip oleh SuaraMedia.com Only )

Ramalan Kemenangan Gaza Dalam Al-Quran

Ramalan Kemenangan Gaza Dalam Al-Quran

DOHA (SuaraMedia) Syaikh Yusuf Qardhawi, ketua Persatuan Ulama Dunia, mengatakan bahwa apa yang terjadi di Jalur Gaza adalah kemenangan perlawanan Palestina atas alat pembunuh Zionis Israel dalam perang yang berlangsung selama lebih dari 3 pekan dan mengakibatkan lebih 7 ribu warga Palestina gugur dan terluka.
Qardhawi mengucapkan selamat kepada Palestina baik pemerintah maupun rakyatnya atas kemenangan ini. Dia memuji pertempuran yang ditorehkan putra-putra Gaza pada hari-hari pertempuran, persatuan dan kesetiakawanan antara rakyat Gaza.


Qardhawi juga memuji pemerintah Palestina di Jalur Gaza yang berdiri di shaf pertama untuk melawan agresi Zionis Israel. Dia mengatakan, "Bila pemerintah-pemerintah Arab terpisah dengan rakyatnya, maka pemerintah Gaza menyatu dengan rakyat dan aparatnya melebur bersama anak bangsa Palestina lainnya hingga seorang menteri dalam negerinya, Said Sheyam, gugur besama keluarganya.
Qardhawi menyanjung fenomena bahu-membahu yang terjadi di Jalur Gaza antara keluarga-keluarga Palestina dan rakyat Jalur Gaza di belakang pemerintah PM Ismail Haniyah dan perlawanan Palestina dalam menghadapi agresi Zionis Israel.
Qardhawi mengatakan, "Sesungguhnya apa yang terjadi di Jalur Gaza adalah kemenangan dalam arti sebagaimana disebutkan dalam al Quran al Karim." Dia menegaskan bahwa jalan pertama untuk kemenangan adalah iman, serta kemenangan untuk orang-orang beriman dan dengan bantuan orang-orang beriman. Meskipun musuh memiliki benteng dan persenjataan.
Qardhawi menilai, "Siapa yang tidak mengakui kemenangan nyata ini bagi orang-orang yang gigih berjuang di Gaza adalah orang buta. Karena target-target Zionis Israel sama sekali tidak terealisasi dalam perang ini. Dan perlawanan belum hancur, Hamas belum jatuh, orang tidak bergeming dari perlawanan disebabkan oleh agresi, bahkan bahu membahu, gigih berjuang dan bersatu."
Dia mengatakan, "Siapa yang menimbang perang dan pertempuran dengan kerugian dan bukan target, maka dia belum memahami al Quran al Karim. Allah swt berfirman, "Jikalau kalian tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua.." Ini artinya al Quran menilai penusiran Nabi saw dari Makkah adalah kemenangan, meskipun dalam pandangan mata kita rugi."
Qardhawi juga menyanjung Turki dan sikapnya atas agresi Israel ke Jalur Gaza. Dia menilai Turki telah memberi contoh terbaik bagi Negara-negara Arab. Dia menegaskan bahwa kemenangan pasti datang. Namun sunatullah mengakhirkan kemenangan ini sampai umat ini bersiap penuh untuk menyongsong kemenangan. (ifp) suaramedia.com